Kamis, 02 Februari 2023

Permainan Tradisional "Bekel"

 


Sejarah Permainan Bola Bekel

Bola bekel menjadi salah satu permainan tradisional yang banyak dimainkan oleh anak-anak perempuan. Menjadi salah satu warisan budaya di Indonesia, siapa sangka ternyata permainan bola bekel dipengaruhi oleh budaya Belanda pada awal kemunculannya. Bekel berasal dari bahasa Belanda “bikkelen” yang artinya membanting tulang. Sekilas terdengar aneh ya, lantaran tidak ada hubungannya antara tulang dengan bola bekel yang bulat. Tapi, bola bekel disebut-sebut mirip dengan permainan dongkrak (western jacks) yang kerap dimainkan anak-anak di luar negeri.

Sejak awal kemunculannya, banyak anak-anak Indonesia yang gemar melakukan permainan bola bekel. Meskipun permainan ini bisa dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, namun mayoritas pemainnya masih didominasi oleh anak-anak perempuan. Hingga kini bekel menjadi salah satu permainan tradisional di Indonesia

Sayangnya, semakin hari semakin sedikit anak-anak yang main bekel. Mereka justru lebih gemar bermain game online yang dinilai lebih modern dan menarik. Padahal bermain permainan tradisional secara fisik bisa memberikan banyak manfaat untuk tubuh. Salah satunya yaitu meningkatkan kemampuan motorik kasar sehingga Si Kecil jadi lebih aktif dan ketangkasan gerakan tangannya juga meningkat.

Peraturan & Tata Cara Permainan Bola Bekel

Alat yang digunakan bermain bekel adalah dalam 1 set bekel terdiri dari 1 bola bekel besar berukuran seperti bola pingpong, serta 6-10 biji bekel. Jumlah biji bekel bisa beragam sesuai keinginan masing-masing. Jika tidak memiliki biji bekel berbahan kuningan atau plastik, bisa menggantinya dengan kerikil, biji salak, atau benda lainnya yang berukuran kecil. Menggunakan barang alternatif ini justru bisa bikin permainan jadi lebih simple.

Peraturan bermain bekel cukup sederhana. Pemain terdiri dari minimal 2 orang, melakukan suit sebelum bermain, lalu yang menang main duluan. Setiap pemain harus melakukan sesi permainan dengan sempurna alias tidak boleh salah. Jika salah, maka giliran pemain selanjutnya yang main.

tata cara bermain bola bekel adakah sebagai berikut:

  • Lakukan suit atau hompimpa sebelum memulai permainan.
  • Pemain pertama mendapatkan 1 set bekel yang terdiri dari 1 bola dan 6-10 biji bekel.
  • Lambungkan bola sambil menyebar biji-biji bekel ke lantai, lalu tangkap bolanya sebelum jatuh ke lantai lagi.
  • Lambungkan lagi bolanya sambil mengubah posisi biji bekel ke arah atas/bawah sesuai kesepakatan, kemudian tangkap lagi bolanya sebelum jatuh ke lantai.
  • Ulangi hal yang sama hingga semua biji bekel menengadah/tengkurap.
  • Jika semua biji bekel sudah seragam, lambungkan bola bekelnya lagi lalu ambil semua biji bekel dalam 1 kali serokan sebelum bola bekel jatuh ke lantai.
  • Apabila berhasil, ulangi hal yang sama dari awal. Namun, kali ini tingkatkan jumlah biji bekel yang ditengadahkan menjadi 2 biji sekaligus.
  • Jika berhasil lagi, naikkan jumlahnya perlahan-lahan hingga semua biji bekel menengadah/tengkurap.
  • Setelah itu, kesempatan bermain habis dan giliran pemain lainnya yang bermain. Pergantian pemain juga bisa dilakukan jika setiap pemain melakukan kesalahan.

Sebenarnya permainan bekel sangat mudah dilakukan. Singkatnya, ambil biji bekel sebelum bolanya menyentuh lantai.

Manfaat Permainan Bola Bekel

Permainan tradisional dikenal memiliki banyak manfaat untuk anak-anak. Pasalnya, permainan ini memerlukan gerak fisik dan biasanya dimainkan beramai-ramai.

Selain itu, ada beberapa manfaat lain yang didapatkan jika bermain permainan tradisional, antara lain:

  • Meningkatkan toleransi dan empati dengan teman karena permainan bekel dilakukan secara berkelompok.
  • Meningkatkan kecerdasan dan cara berpikir logis, terutama pada permainan yang melibatkan hitung-hitungan, termasuk main bekel.
  • Meningkatkan ketangkasan Si Kecil dalam melakukan berbagai macam gerakan.
  • Meningkatkan kreativitas, terutama jika permainannya memiliki alat yang harus dibuat terlebih dahulu seperti egrang dan gangsing.
  • Meningkatkan kemampuan bermusik karena banyak permainan tradisional yang biasanya dilakukan sambil bersorak dan bernyanyi.
  • Menjadi sarana terapi dimana Si Kecil bisa menyalurkan emosinya dengan baik.
  • Melatih kemampuan berpikir strategis, jeli, dan jujur dalam bermain.

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Permainan Bola Bekel di antaranya yaitu, kerjasama tim atau kelompok, kejujuran, ketangkasan, berpikir strategis, serta menumbuhkan jiwa sosial.

Rabu, 01 Februari 2023

Permainan Tradisional "Egrang"

 


Egrang adalah sebuah permainan tradisional yang menggunakan sepasang bambu untuk berjalan. Bambu dibentuk seperti tongkat yang memiliki tumpuan kaki yang terbuat dari kayu. Egrang umumnya dimainkan oleh anak-anak. Egrang juga bisa digunakan dalam atraksi. Permainan egrang berguna dalam pelatihan pengendalian diri dengan menjaga keseimbangan, ke fokusan dan meningkatkan rasa percaya diri sekaligus hiburan untuk anak anak maupun dewasa.

Permainan egrang sudah ada sejak zaman Belanda, sebagai salah satu tradisi yang dimiliki Indonesia dan tercatat dalam buku Javanesse Kinder Spellen yang disusun oleh pemerhati permainan anak-anak berkebangsaan Belanda. Di dalam masyarakat Jawa, dikenal dua jenis peralatan permainan egrang. Peralatan ini yaitu bambu atau tempurung kelapa. Pada permainan egrang dengan tempurung kelapa, kaki diikat dengan tali plastik dan permainan dilakukan dengan salah satu kaki dalam posisi diangkat lebih tinggi dari kaki yang satunya.

Egrang khususnya di Indonesia memiliki banyak penamaan. Penamaan egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung. Arti nama ini adalah terompah pancung yang dibuat dengan bahan bambu bulat yang panjang. Di Provinsi Sumatra Barat, egrang disebut dengan tengkak-tengkak. Nama ini berasal dari kata dasar tengkak yang berarti pincang. Dalam bahasa Bengkulu, tengkak berarti sepatu yang terbuat dari bambu. Lalu, di Provinsi Jawa Tengah, egrang dikenal dengan nama jangkungan. Nama ini diperoleh dari nama burung dengan kaki yang panjang. Egrang juga dikenal di Provinsi Kalimanatan Selatan dengan nama batungkau.

Manfaat permainan egrang 

  • Meningkatkan interaksi sosial.
  • permainan egrang bambu membutuhkan keseimbangan, jadi secara tidak langsung permainan tradisional ini melatih kemampuan motorik anak.
  • Melatih kreativitas anak.
  • Mengajarkan anak untuk pengendalian emosi.
  • Meningkatkan kekuatan otot tungkai, kaki, abdomen, lengan, tangan.
  • Melatih keseimbangan dan kelenturan tubuh. 

Cara membuat egrang bambu 

  1. Siapkan bambu yang sudah dipotong dengan ukuran 2 meter dan 30 cm
  2. Tentukan tinggi pijakan egrang (bagi anak-anak biasanya setinggi 50 cm), kemudian tandai
  3. Bambu yang ditandai tadi di lubangi dan lubangnya disesuaikan dengan diameter bambu yang panjangnya 30 cm (diameter 5 cm)
  4. Masukan bambu 30 cm (sebagai pijakan) ke dalam lubang yang sudah disiapkan pada bambu 2 meter (lakukan hal yang sama pada yang satunya lagi)
  5. Ikat kuat bambu tersebut pada simpul antara pijakan bersama bambu yang tinggi memakai tali
  6. Egrang siap dimainkan 


Bahan-bahan 
  • Golok
  • Gergaji
  • Tali Secukupnya
  • Bambu dengan panjang 2 meter sepasang
  • Bambu sepanjang 30 cm sepasang 

Cara bermain egrang

  1. Punya tengkaktengket, jangkungan atau egrang tentunya.
  2. Tegakan egrang dengan sedikit mencondongkan ke depan.
  3. Bayangkan posisi egrang seperti langkah kaki, tidak sejajar. salah satu kaki egrang di depan dan satunya lagi di belakang.
  4. Mulai dengan menginjakan salah satu kaki pada pijakan egrang diikuti kaki satunya.
  5. Untuk keseimbangan mulai jalan di tempat. Jangan berhenti sampai dapat keseimbangan.
  6. Jika merasa akan jatuh, jatuhkan kaki diantara egrang. 

Standar ukuran lapangan untuk kompetisi permainan egrang adalah 50 meter untuk panjang lintasan dengan lebar lintasan 7, 5 meter. Jumlah peserta di dalam lintasan hanya lima, sehingga masing-masing mempunyai lintasan selebar 1,5 meter.

Pada masa lalu diketahui bahwa permainan egrang digunakan sebagai sarana berlatih berdiri atau bertahan lama pada tumpuan bambu. Keterampilan dari egrang kemudian dimanfaatkan untuk menyeberangi sungai dengan berjalan. Egrang juga dipakai untuk berlari dengan cepat.

Galeri





Permainan Tradisional "Encrak"




Pengertian Encrak

Encrak adalah permainan yang tidak memang gender. Anak perempuan dan laki-laki boleh memainkan permainan ini. Bermain encrak sangat menyenangkan. Anak-anak saling adu kemahiran memainkan batu-batu kecil dan menghabiskan batu-batu milik lawan. Lawan yang sudah kehabisan batu berarti kalah dalam permainan.

Permainan encrak merupakan permainan yang murah meriah. Anak-anak tidak perlu mengeluarkan uang untuk memainkan permainan ini. Mereka hanya perlu mencari batu-batu kerikil sesuai jumlah yang disepakati. Yang tidak kalah menyenangkan adalah permainan ini bisa dimainkan di mana saja, seperti di teras rumah atau di teras belakang rumah. Yang penting harus di lantai yang permukaannya rata.

Dalam satu permainan, encrak dimainkan oleh dua atau empat orang anak. Anak laki-laki dan anak perempuan dicampur atau bisa pula dipisah di mana anak laki-laki melawan anak perempuan. Anak perempuan cenderung banyak menggunakan batu-batu kerikil yang lebih kecil agar bisa digenggam dengan tangan. Sedangkan anak laki-laki banyak menggunakan batu kerikil yang lebih besar. Namun, ada ini semua bukan menjadi keharusan. Setiap anak bebas memilih ukuran batu yang nyaman digunakan asalkan jumlah batunya sesuai.

Cara Bermain Encrak

Dalam permainan encrak, ada dua batu yang digunakan, yakni batu kerikil biasa dan kokojo. Kokojo adalah batu unggulan yang dijadikan sebagai batu istimewa milik pemain.

Aturan dalam permainan encrak terbilang sederhana, yaitu:

  1. Pemain membalikkan telapak tangan untuk mewadahi kerikil. Saat membalikkan tangan, usahakan batu-batu kerikil tidak tumpah semuanya.
  2. Permainan dilanjutkan dengan menggunakan kokojo yang dilempar ke atas dan ditangkap kembali.
  3. Saat kokojo dilempar, kerikil yang berserakan di bawah diambil satu per satu sampai habis. Jangan sampai gagal menangkap batu kokojo saat dilempar ke udara sebab apabila jatuh, permainan berakhir dan giliran pemain lain yang maju.
  4. Jika batu kokojo terjatuh sebelum batu kerikil di bawah habis, permainan dilanjutkan oleh lawan. Begitu seterusnya.
Permainan tradisional ini sudah sangat jarang dimainkan oleh anak-anak. Apalagi di kota-kota besar. Padahal permainan ini mengasah konsentrasi dan ketangkasan. Selain itu pula, encrak mengajarkan kepada anak-anak untuk berlatih menjaga kekompakan saat bermain, terutama saat encrak dimainkan berkelompok.

Permainan Tradisional "Engklek"

 

PENGERTIAN ENGKLEK

Engklek adalah permainan tradisional anak-anak yang dimainkan di atas bidang berupa gambar delapan kotak dan satu gambar gunung. Gambar sebagai bidang permainan tersebut dibuat di lantai, jalanan, tanahlapang, dan tempat datar lainnya. Biasanya, gambar di buat dengan kapur tulis, arang, dan kayu jika dibuat di atas tanah. . Penyebutan engklek tidak lain karena permainan harus melompat dengan satu kaki. Engklek artinya melompat dengan satu kaki. Namun, ada juga yang menyebut permainan ini dengan taplak gunung, sudamanda, atau sondamanda.

 

CARA MEMAINKAN ENGKLEK

Cara Memainkan Engklek Engklek dapat dimainkan sendiri atau bersama-sama. Jika dilakukan bersama-sama, pengundian urutan pemain dapat dilakukan dengan hompimpa atau suit.

Permainan ini menggunakan alat bernama gaco, yaitu berupa potongan genteng atau batu yang pipih. Gaco dilempar pada kotak pertama. Setelahnya, pemain mulai melompat-lompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotak lain secara berurutan, kecuali kotak tempat gaco. Kemudian, pemain kembali ke tempat asal tetap dengan cara melompat dengan satu kaki, sambil mengambil gaco. Dalam permainan selanjutnya, pemain akan melempar gaco ke kotak kedua, ketiga, dan seterusnya sampai selesai. Jika pemain sudah menyelesaikan semua kotak, pemain harus melempar gaco ke gunung dan mengambilnya dengan badan membelakangi gunung. Kalau berhasil mengambilnya, artinya permainan sudah selesai. Dalam hal ini, pemain berhak mendapat satu kotak yang diberi tanda bintang dan tidak boleh diinjak pemain lainnya. Pergantian pemain terjadi jika gaco masuk ke kotak yang salah atau pemain menginjak batas-batas kotak yang lumayan sempit. Pemenang dalam permainan ini adalah pemain yang memiliki bintang paling banyak.

 

SEJARAH ENGKLEK

Engklek merupakan permainan anak-anak yang terkenal di Indonesia.

Beberapa pendapat mengatakan permainan ini sudah dimainkan oleh anak-anak Romawi (27 SM - abad ke 15), meskipun tidak ada bukti. Catatan yang menyatakan bahwa permainan ini sudah ada sejak beberapa abad yang lalu, terdapat pada sebuah buku yang berjudul Buku Permainan yang disusun oleh Francis Willughbyrefers pada tahun 1635. Buku tersebut menceritakan mengenai permainan Scotch hop. Scotch hop adalah permainan engkle dalam bahasa Inggris. Scotch berasal dari kata scratch yang berarti menggores. Hop artinya melompat. Saat ini dalam bahasa Inggris, permainan tersebut lebih dikenal dengan sebutan hopschotch, bukan lagi schotch hop.


MANFAAT PERMAINAN ENGKLEK

Permainan engklek tidak hanya menyenangkan anak-anak, permainan ini juga memiliki manfaat untuk tumbuh kembang anak.

Berikut beberapa manfaat permainan engklek:

1. Meningkatkan kesadaran tubuh anak (body awareness), manfaat ini diperoleh dengan pemberian input rangsang raba, rangsangan sendi, dan rangsangan perpindahan posisi yang menunjang kemampuan fokus maupun konsentrasi. Jika body awareness tidak dilatih akan menyebabkan anak heperaktif atau malah malas-malasan, sensitif, serta emosi yang tidak stabil. 2. Melatih koordinasi mata, tangan, dan kontrol gerak.

3. Melatih kemampuan perencanaan gerak dan kemampuan dalam eksekusi gerakan sesuai dengan perubahan konsep main.

4. Melatih keseimbangan tubuh dan postural untuk menunjang kemampuan duduk tenang saat belajar.

5. Malatih kemampuan visual spasial dengan memperhatikan setiap bentuk, ruang, dan garis saat melompat.

Sumber: bobo.grid.id, www.geonusantara.org, dan bogor.tribunnews.com

Permainan Tradisional "Oray-Orayan"

 


Permainan Tradisional Oray-Orayan adalah permainan yang dilakukan anak-anak dengan berbaris berjejer ke belakang membentuk ular. Orang Sunda dan masyarakat Jawa Barat sudah mengenalnya sejak lama. Anak-anak biasanya memainkannya di halaman rumah atau lapangan yang luas.

Mainan Tradisional ini bisa memakan waktu sekitar 15-30 menit, bahkan bisa berjam-jam kalau anak-anak sedang asyik. Tidak hanya laki-laki, anak perempuan juga bisa turut serta dengan jumlah pemain sekitar 7 sampai 20 anak.

Permainan tadisional sunda Oray-orayan tidak tidak menggunakan alat bantu, hanya menggunakan kata-kata seperti tanya jawab secara sahut-menyahut.

Adapun kata-kata yang diucapkan dalam permainan oray-orayan sebagai berikut:

+ Oray-orayan…

– oray naon?

+ oray bungka…

– bungka naon

+ bungka laut…

– laut naon?

+ laut dipa…

– dipa naon?

+ dipandeuri…kok…kok…kok…

Selain itu, adapula nyanyian mainan tradisional yang dikarang  oleh Koko Kuswara berikut ini:

+ Oray-orayan luar leor mapay sawah,

– entong ka sawah parena keur sedeng beukah,

+ Oray-orayan luar leor mapay kebon,

– entong ka kebon, di kebon loba nu ngangon,

+ mending ge ka leuwi,

– di leuwi loba nu mandi,

+ saha nu mandi,

– anu mandina pandeuri…

kok…kok…kok…

 

Cara Melakukan Permainan Sunda Oray-Orayan, mari bermain yuk:

  1. Pemain dilakukan dengan mulai barisan berjejer ke belakang membentuk ular. Barisan biasanya dengan urutan dari pemain yang paling tinggi berada di depan sebagai kepala ular. Selanjutnya, badan pemain lainnya ke arah ekor semakin. Para pemian biasanya memegang bahu atau pinggang anak di depannya. Sedangkan anak yang menjadi kepala ular (paling depan) posisi tangannya bebas.
  2. Barisan itu akan berjalan meliuk-liuk seperti ular melata sembari bernyanyi atau tanya jawab. Ketika barisan berjalan, ekor akan besiap-siap untuk menghindar. Begitu lagu oray-orayan/ tanya jawab berhenti, maka kepala ular berbunyi “Kok… kok… kok…”. ‘Ular’ pun berlari-lari kecil mengikuti kepala yang ingin menangkap ekor. Para pemain yang menjadi badan harus melakukan gerakan yang mengikuti kepala ular. Jika Badan ular putus, mereka akan menyusun bentuk ular kembali dan mengulang permainan dari awal.
  3. Apabila si ekor tertangkap maka harus keluar dari permainan, sehingga badan ular semakin pendek. Meski begitu, tanya jawab/nyanyian terus sahut-menyahut karena anak-anak yang sudah ditangkap boleh terus ikut bernyanyi/ tanya jawab.
  4. Ketika pemain menyisakan 3-5 orang anak, permainan akan mulai dari pertama dan kepala ular diperankan oleh pemain lainnya. Terus diulangi lagi demikian seterusnya.

Makna Permainan Tradisional Oray-Orayan 

Tahukah kamu, makna permainan oray-orayan bukan sekedar seperti meniru gerakan dan bentuk ular. Dari cara bermain ular memakan ekor tidak akan terjadi pada kenyataannya.

Tahukah kamu, permainan oray-orayan dikaitkan dengan dunia mitos dari para dewa atau leluhur dengan para manusia. Sebuah mitologi yang dikemas dan dijaga melalui permainan anak-anak. Si kecil dinilai masih polos, jujur, dan suci sehingga bisa menjadi perantara yang baik.

Selain itu, ada makna jenis permainan tradisional mendalam yang dihubungkan antara Tuhan dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesamanya. Adapun beberapa nilai yang diperoleh dari permainan oray-orayan, sebagai berikut:

  • Nilai religius tersebut dikenalkan sejak kecil oleh masyarakat sunda melalui permainan tradisional atau dari media seni-budaya. Sehingga, kepercayaan terhadap leluluhur terus terjaga menyatu dalam perubahan zaman.
  • Adapun nilai moral permainan tradisional oray-orayan adalah saling menghargai teman, tidak memaksakan keinginan sendiri, dan membantu teman di kala susah, serta terus bersama-sama di kala bahagia.
  • Dari aspek emosional, anak peduli terhadap hubungan terhadap sesama dan bisa melupakan ekspresinya baik senang maupun sedang ketakutan. Saat anak yang bermain di tangkap, ia akan mengerti tentang mematuhi aturan yang dibuat bersama. Seingga bisa diaplikasikan, anak-anak akan mengikuti aturan dalam kehidupan nyata. Selain itu, bisa memimpin kelompok kecil dan mampu menyelesaikan masalah sederhana.

Demikianlah makna dan manfaat main tradisional kaulinan Oray-orayan dari tanah sunda. Anak-anak sangat baik memainkannya, karena memiliki nilai kebersamaan dan kepedulian terhadap teman-temannya. Anak-anak dapat belajar mengembangkan nilai sosial dan moral dengan sering memainkan kaulinan baeula yang telah ada secara turun-temurun.

 

https://www.sabumiku.com/budaya-indonesia/permainan-tradisional-oray-orayan-dari-sunda/


Selasa, 17 Januari 2023

Permainan Tradisional "Gatrik"

 




Permainan gatrik masih sering dimainkan siswa di SD Negeri Cibitung Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi adapun cara memainkannya sangat mudah karena dimainkan secara berkelompok. Permainan ini lebih sering dimainkan anak-laki-laki, tetapi bukan berarti anak perempuan tidak bisa memainkannya. Ayo bermain gatrik bersama kami.

Permainan gatrik merupakan mainan tradisional yang biasanya dimainkan dengan kelompok, terdiri dari dua orang atau lebih. Satu kelompok sebagai pelempar dan kelompok lain sebagai penangkap.

Permainan gatrik juga disebut benthik, patil lele, dan gatok lele atau disingkat tokle. Ada juga yang menyebut nama permainan ini patok lele. Permaina ini memakai dua potong alat sebagai alat bermainnya. Satu bambu panjang dan satu lagi yang pendek.

Permainan Gatrik Menggunakan 2 Alat Bambu dan Bermanfaat Bagi Anak-Anak

Permainan anak-anak ini menggunakan dua potong bambu, satu panjang dan satu pendek. Bambu panjang diperkirakan dengan ukuran 30-37cm dan yang pendek 10-12 cm. Perlengkapan lainnya adalah 2 batu bata yang dipasang sejajar dengan jarak 7-10 cm untuk meletakkan bambu pendek yang hendak dimainkan.

Permainan gatrik memiliki manfaat melatih koordinasi mata dan tangan. Anak juga menjadi mudah bersosialisasi dengan anak lainnya. Manfaat lainnya, anak bisa melatih kecermatan, tangkas, kehati-hatian dan kerjasama yang solid.

Cara Bermain Game Anak Gatrik

  1. Bagi anak dalam dua kelompok, yaitu kelompok pelempar dan kelompok penjaga.
  2. Letakkan bambu pendek diatas batu bata atau di lubang kecil diatas tanah.
  3. Permainan biasanya dimulai dengan suten untuk menentukan kelompok 1 atau kelompok 2 yang lebih dulu memulai permainan.
  4. Kelompok yang menang menjadi kelompok pelempar. Bambu panjang digunakan untuk melemparkan bambu pendek sejauh-jauhnya dengan cara dicongkel.
  5. Kelompok penjaga berupaya menangkap bambu pendek. Apabila kelompok penjaga berhasil menagkap bambu pendek, mereka akan memperoleh nilai.
  6. Jumlah nilai ditentukan cara kelompok penjaga menangkap bambu pendek. Misalnya:

  •  Nilai 10 = Menangkap dengan dua tangan. 
  •    Menerima nilai 25 = Apabila menagkap dengan tangan kanan.     
  •    Nilai 50 = Berhasil menangkap dengan tangan kiri.   

  1. Anggota kelompok pelempar meletakkan bambu panjang diatas batu bata dengan posisi melintang. Lalu, kelompok penjaga melempar anak bambu yang telah dilontarkan ke arah bambu panjang. Apabila bambu pendek menyentuh bambu panjang, maka terjadi pergantian giliran bermain ke kelompok lawan.
  2. Apabila penjaga tidak dapat menangkap bambu pendek, maka pemain dari kelompok pelempar berhak memukul bambu pendek yang dilemparkan oleh pemain penjaga.
  3. Anak-anak belajar ketangkasan dari permainan ini dengan mampu atau tidak memukul bambu pendek. Nilai dihitung dari tempat jatuhnya bambu pendek ke batu bata dihitung dengan bambu panjang. Semakin jauh anak bambu jatuh, maka nilai yang diperoleh semakin banyak. Namun, nilai nilai yang diperoleh akan hangus apabila lemparan tongkat penek dari pihak lawan malah menyentuh batu bata.
  4. Pemenang permainan gatrik ditentukan dari nilai yang diperoleh dari kedua kelompok. Misalnya, Kelompok mendapat nilai 50, maka akan menjadi pemenangnya. Sedangkan lawannya hanya bernilai 30 saja.

  

Bermain dengan Kelompok Belajar tentang Kebersamaan

 

Permainan gatrik bagus sekali dimainkan oleh anak-anak. Mereka menjadi belajar cara memperoleh nilai tertinggi secara bersama. Cara mendapatkan nilai tertinggi tentu dapat dicapai dengan rasa saling membantu. Anak akan berlajar berkerja sama dan bahu membahu mencapi tujuan. Ya tentu saja tujuan untuk menjadi pemenang.

Pihak lawan pun memiliki tujuan yang sama, namun nilai diperoleh secara sportivitas dan bukan dengan cara yang curang. Anak akan memahami kalau kebersamaan akan membantu mereka untuk menjadi sang pemenang dari permainan game tradisional gatrik ini. Begitu permainan Gatrik sering dimainkan oleh anak-anak di Rumah Baca Bambu Biru.

Permainan Tradisional "Bekel"

  Sejarah Permainan Bola Bekel Bola bekel menjadi salah satu permainan tradisional yang banyak dimainkan oleh anak-anak perempuan. Menjadi...